Anak-anak kecil terlahir dengan mimpi-mimpi besar. Tanyalah ke mereka, besar nanti pengen jadi apa?. Mereka akan jawab dengan semangat dan mata berbinar seolah mimpinya terlihat dalam jarak yang sangat dekat. Tidak seperti badannya yang mungil, mimpinya sangat besar. Tidak seperti tubuhnya yang pendek, mimpinya sangat tinggi. Setinggi bintang-bintang dilangit berpendar dan bercahaya.
Sayangnya mimpi anak-anak sangat rentan sekali mati terbunuh. Ibarat tunas yang sangat mudah patah dan layu. Berikut lima cara “membunuh” mimpi anak-anak kita, katakan dan perlihatkan ke mereka:
1. Gagal itu Pahit, jangan coba-coba Nak!
Perlihatkan ke anak-anak wajah sedih-pedih saat orang tua gagal dalam bisnis maupun karir. Bawalah kemarahan dari kantor ke rumah. Marahi anak dan pasangan. Niscaya mimpi anak-anak tersebut perlahan meredup.
Takut-takuti anak-anak dengan contoh-contoh kegagalan lain, seperti jatuhnya pendaki gunung atau jatuhnya pesawat, tersesatnya pelaut, meledaknya laboratorium, gegar otaknya atlit, terjebak narkobanya artis, korupsinya politikus dan lengkapi dengan bangkrutnya berbagai bisnis.
Perlihatkan bahwa dunia ini penuh resiko maka cari yang aman-aman saja.
Sekali-kali jangan katakan ke anak-anak bahwa “orang sukses itu lebih banyak gagalnya daripada orang gagal. Karena itu hanya membuat dia semakin berani bermimpi tinggi.
Bahwa perjalanan berkilo-kilo meter hanya terjadi karena diawali satu langkah.
Bahwa Jatuh itu tidak bisa disebut gagal jika masih mencoba beristri lagi. Eh berdiri lagi maksudnya. Selagi ada hari esok dan selagi tidak memutuskan berhenti, orang tersebut tidak boleh disebut gagal.
Bahwa hidup ini Winner or learner!.” High risk high return!
2. Kita ini Orang Biasa-biasa.
Agar anak-anak berhenti bermimpi, sampaikan ke anak-anak: “Punya keinginan boleh tapi jangan mimpi lo, nanti bisa jadi gila. Kita ini wong cilik -jelma alit. Kita ini bukan siapa-siapa!, bukan keturunan ningrat atau orang kaya-raya, cukuplah hidup seadanya saja. Da akumah apa atuh!
Pilihkan untuknya sekolah yang biasa-biasa. Larang berteman dengan yang lebih tinggi atau punya keinginan yang muluk-muluk. Katakan saja mamah tidak punya uang. Hapuskan keinginanya itu sebelum menguat, karena itu hanya merepotkan.
Sekali-kali jangan katakan, “bahwa nenek moyang kami dulu hebat, seorang pelaut!. Karena itu hanya membuatnya bangga dan semakin berani bermimpi tinggi.
Bahwa kita keturunan Ras terpilih yaitu Ras padjadjaran (contoh), ras Jawa bangkok, Sumatra ulung. Atau setidaknya Ras Nabi Muhammad. SAW
Bahwa kita dilahirkan untuk menjadi khalifah dimuka bumi
Bahwa kita berdoa agar tdk jadi pemimpin biasa tapi pemimpinnya orang orang yang berTaqwa.”
3. Hidup ini Mengalir Saja!
Punya mimpi boleh, tapi jangan tinggi-tinggi kalau jatuh nanti sakit. Sudahlah tidak usah ngoyo-ngoyo, santai aja mengalir aja.
Bersambung…
nah lo…., hayooo…, siapa yang masih suka nakut-nakutin anak??? he…, pengalaman